Untuk
melengkapi semua ini, mekanika kuantum bergantung pada konsep yang disebut
pertukaran partikel untuk menjelaskan empat gaya (gravitasi,
elektromagnetisme, nuklir kuat, nuklir lemah) dan mendalilkan
bahwa alam semesta dipenuhi dengan ‘virtual’ partikel yang disebut ether. Jadi,
teori relativitas dan mekanika kuantum memerlukan sesuatu seperti eter, tapi
tak seorang ilmuwan mengakui demikian.
Budaya
tradisional di seluruh dunia telah mempercayai beberapa jenis energi, seperti
kekuatan dinamis, mengisi semua ruang dan berinteraksi dengan kehidupan dan
kesadaran (ki, chi, mana, prana, orgone, Vril).
Ada
cukup bukti bahwa peneliti modern telah mengembangkan beberapa bentuk kontrol
gravitasi, yang tidak dapat dijelaskan oleh fisika konvensional. Jadi mungkin
harus mempertimbangkan kembali ether. Bayangkan jika semua ruang diisi dengan
gelombang, bukan gelombang transversal seperti cahaya, tetapi gelombang
longitudinal yang bukan seperti suara. Gelombang tersebut harus memiliki
panjang gelombang sangat pendek dan akan bergerak (setidaknya) pada kecepatan
cahaya, dan mungkin jauh di atas kecepatan cahaya. Gelombang ini
akan bergerak masuk dan dari segala arah, menciptakan matriks 3 dimensi.
Gravitasi
bisa menjadi dorongan daripada gaya tarik manarik dengan sebagian energi
gelombang yang diserap oleh materi dan diubah, mungkin menjadi panas dan
elektromagnetisme. Fisika modern juga bingung untuk menjelaskan semua panas di
langit seperti yang terjadi pada Jupiter dan Bumi, dan tidak adanya emisi
neutrino yang cukup untuk dapat menunjukkan bahwa ‘Tidak semua energi
Matahari dihasilkan oleh fusi‘.
Bagaimana
energi akan diserap oleh materi? Bagaimana gelombang dapat menghindari
gangguan? Komposisi partikel subatomik merupakan pertanyaan awam yang tidak
bisa dijawab. Jika spekulasi ini memiliki nilai, dan jika fisikawan
mengembangkannya, ether bisa menjadi kunci untuk menemukan energi ‘bebas’ dan
kontrol gravitasi, juga dapat memberi petunjuk tentang sifat kesadaran manusia.
http://cutpen.com/2012/08/ether-energi-alam-semesta.html
No comments:
Post a Comment